Langsung ke konten utama

Day 5: I am responsible for my communication result

Saya bukanlah pribadi yang dekat dengan orang tua, terutama ibu. Jangankan untuk berbicara panjang lebar dan curhat, sekedar berkirim pesan atau mengangkat telponnya saja muncul rasa segan yang luar biasa, sehingga semakin jauh saja hubungan kami.

Perbedaan karakter kami yang menjadi awal dari semuanya. Seringkali iri melihat keakraban banyak orang bersama orang tuanya, namun setiap kehidupan orang pun tak bisa disama ratakan. Masa lalu setiap orang berbeda, sehingga berbeda pulalah setiap jalan kehidupan di masing-masing kita.

Pagi saya hari ini disambut dengan dua kali misscalled dari ibu. Memandang diam layar handphone tentu saja yang pertama kali saya lakukan, berpikir keras. Perlunya keakraban dan kehangatan lebih jauh di antara kami adalah penyebab dari lambatnya respon saya. Bahkan kali ini justru membaik karena saya masih berpikir, biasanya setelahnya saya langsung abaikan atau meminta suami yang menghubungi balik.

Sejurus kemudian, saya balik menelpon ibu, dengan pulsa normal tanpa menggunakan whatsapp call untuk mengurangi gangguan suara. Lamanya obrolan pun terjadi, ada sekitar 30 menit. Mungkin 30 menit waktu sebentar bagi banyak orang, tapi itu adalah rekor terlama saya.

Tak banyak yang saya katakan, lebih pada mendengar curhatan ibu dan sesekali merespon tanpa bantahan. Jarang sekali hal ini terjadi, sangatlah jarang. Biasanya sekalinya ketemu kami lebih banyak diam atau saya banyak menyanggah curhatan ibu yang dominan lebih pada subjektifitas.

Tetapi tetiba saya teringat bahwa kualitas komunikasi adalah tanggung jawab kita secara personal, jadi bukan bagaimana 'orang lain' seharusnya tetapi lebih pada bagaimana 'kita' seharusnya. Sehingga saya pun memilih berdamai dengan pola komunikasi saya kepada beliau. Jadi, apapun yang dikatakan saya dengarkan dan terima.

Alhasil, sangatlah jelas perbedaan intonasi suara ibu di awal dan menjelang tutup telpon, bahkan semakin melembut. Ibu pun nampak lebih tenang dan nasehat keibuannya keluar. Saya sebagai anak tentu saja terharu, lega sekali rasanya.

Sore harinya, kembali saya dikejutkan dengan misscalled dari ibu. Tentu saya pun menelpon balik. Sungguh terkejutnya saya bahwa obrolan kami terjadi begitu hangat sekali. Bisa digambarkan bahwa saya sendiri merasa tak percaya ini adalah ibu saya #upsss. Namun begitulah adanya, bahwa beliau memang ibu saya yang mungkin hari ini sedikit berubah karena saya pun bertekad untuk berubah dalam melakukan komunikasi pada beliau.

Sehingga, benarlah bahwa apa yang hendak kita harapkan adalah murni tanggung jawab kita. Maka, jika kita ingin memiliki hubungan komunikasi yang baik pada seseorang, maka tugas kita mengawalinya dengan baik, pun begitu sebaliknya.

Dari hal sederhana ini, saya temukan suatu keajaiban komunikasi bahwa memang "I am responsible for my communication result".

Teman-teman sekalian, selamat mencoba... 😊

#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m