Anak-anak meski di mata kita mereka adalah anak-anak namun sejatinya mereka ingin diperlakukan dewasa. Seringkali kita memperlakukan mereka dengan beragam 'pelayanan' atau beragam 'keputusan', padahal jika menengok pada jiwanya, maka yang mereka butuhkan hanyalah sedikit 'kepercayaan' kita.
Sebagai orang dewasa, cukuplah kita memberikan sedikit saja kepercayaan untuk mereka secara pribadi memilih dan menentukan apa yang mereka kehendaki. Contoh sederhana di yakni dalam mapping performance untuk suatu event. Biarkan anak-anak yang berdiskusi dan menentukan dimana pilihan mereka. Ramainya diskusi tentu akan ada, biarkan saja, karena begitulah cara mereka dalam mengekspresikan diri. Tinggallah di akhir diskusi, selalu saya selipkan sesi "aliran rasa" dimana masing2 mereka dipersilahkan memberi komentar, baik yang bersifat komplain maupun perubahan.
Saya selalu melakukan hal ini pada anak2 saya untuk semua hal, bahkan untuk hal kecil sekalipun, misal pemilihan tempat duduk, namun tentu dengan kesepakatan yang sebelumnya sudah diputuskan bersama. Sehingga pada akhirnya mereka pun belajar arti sebuah pilihan dan "konsekuensi". Dalam jangka panjang, harapan saya kelak mereka menjadi pribadi yang memiliki sikap asertif yang cukup baik.
Dampak yang paling keliatan dengan teknik ini adalah keceriaan anak-anak karena mereka memilih berdasarkan 'passion' mereka. Mereka senang menjalaninya dan maksimal di dalamnya. Tentu hal ini akan berbeda jika semua keputusan diambil alih oleh para orang dewasa.
Anak-anak saya masih SD, tapi yang saya yakini meski masih SD mereka adalah pribadi-pribadi merdeka. Sebagaimana kita hendak diperlakukan merdeka, maka demikian pula dengan mereka. Sehingga di dalam kelas, tiada satu kebijakan pun yang berlaku tanpa adanya campur tangan mereka. Maka marilah sebagai orang dewasa, kita berikan pada anak2 kita sedikit saja kepercayaan bagi mereka untuk juga menjadi dewasa, karena dengan begitu mereka pun akan merasa dihargai sebagai seorang pribadi.
Semoga pribadi2 yang konsisten menjadikan anak2 kita sebagai pribadi yang membiarkan mereka memilih keputusannya sendiri adalah kita semua, baik sebagai guru maupun orang tua. Sehingga kelak mereka pun tumbuh menjadi pribadi yang benar-benar merdeka bagi dirinya sendiri bahkan mampu memerdekakan orang lain..
Sebagai orang dewasa, cukuplah kita memberikan sedikit saja kepercayaan untuk mereka secara pribadi memilih dan menentukan apa yang mereka kehendaki. Contoh sederhana di yakni dalam mapping performance untuk suatu event. Biarkan anak-anak yang berdiskusi dan menentukan dimana pilihan mereka. Ramainya diskusi tentu akan ada, biarkan saja, karena begitulah cara mereka dalam mengekspresikan diri. Tinggallah di akhir diskusi, selalu saya selipkan sesi "aliran rasa" dimana masing2 mereka dipersilahkan memberi komentar, baik yang bersifat komplain maupun perubahan.
Saya selalu melakukan hal ini pada anak2 saya untuk semua hal, bahkan untuk hal kecil sekalipun, misal pemilihan tempat duduk, namun tentu dengan kesepakatan yang sebelumnya sudah diputuskan bersama. Sehingga pada akhirnya mereka pun belajar arti sebuah pilihan dan "konsekuensi". Dalam jangka panjang, harapan saya kelak mereka menjadi pribadi yang memiliki sikap asertif yang cukup baik.
Dampak yang paling keliatan dengan teknik ini adalah keceriaan anak-anak karena mereka memilih berdasarkan 'passion' mereka. Mereka senang menjalaninya dan maksimal di dalamnya. Tentu hal ini akan berbeda jika semua keputusan diambil alih oleh para orang dewasa.
Anak-anak saya masih SD, tapi yang saya yakini meski masih SD mereka adalah pribadi-pribadi merdeka. Sebagaimana kita hendak diperlakukan merdeka, maka demikian pula dengan mereka. Sehingga di dalam kelas, tiada satu kebijakan pun yang berlaku tanpa adanya campur tangan mereka. Maka marilah sebagai orang dewasa, kita berikan pada anak2 kita sedikit saja kepercayaan bagi mereka untuk juga menjadi dewasa, karena dengan begitu mereka pun akan merasa dihargai sebagai seorang pribadi.
Semoga pribadi2 yang konsisten menjadikan anak2 kita sebagai pribadi yang membiarkan mereka memilih keputusannya sendiri adalah kita semua, baik sebagai guru maupun orang tua. Sehingga kelak mereka pun tumbuh menjadi pribadi yang benar-benar merdeka bagi dirinya sendiri bahkan mampu memerdekakan orang lain..
#level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar