Langsung ke konten utama

Day 4: Clear and Clarify

Hari ini kami ada acara buka bersama dengan para murid dan orang tua (saya seorang guru). Dari hari-hari sebelum hari ini sudah saya sampaikan pada suami terkait undangan tersebut. Karena ini juga merupakan acara perpisahan kelas, meski belum pembagian raport, tentu saya tak ingin melewatkan acara tersebut.

Seperti biasa, suami saya bukanlah pribadi yang berkarakter ekspresif, jadi respon dia masih saya anggap abu-abu antara akan datang dan tidak. Sehingga saya pun berangkat dari rumah sendiri, suami sedang di luar ada kegiatan juga.

Ketika sudah berkumpul, reflek saya melupakan handphone saya. Dan ketika pukul 6 menjelang maghrb saya baru ngeh belum memberikan alamat rumah tempat bukber, sedangkan di call logs tertanda telpon masuk dari suami 3 kali.

Singkat cerita, suami tidak datang ke acara bukber, namun tetap menjemput saya pulang. Sepanjang jalan saya menyimpan kesal karena dia tidak hadir. Namun, saya juga menyadari sepertinya beliau juga kesal karena saya telat memberi kabar.

Betullah ketika sampai di rumah dan kami bersiap tidur, saya membuka percakapan. Dengan  tekhnik clear and clarify terciptalah obrolan yang saling terbuka dan bersahabat. Kami saling menyimpan kesal tapi berakhir ketawa-ketawa juga (alhamdulillah dari awal nikah, komunikasi kami memang cukup baik).

Tidak biasanya saya membuka kesalahan saya lebih dulu (maklumlah faktor gender 😅), namun teringat dengan tantangan 10 hari IIP jadi saya pun mempraktekannya. Dan betullah keajaiban itu terjadi, setidaknya hari ini menjadi awal sejarah suami saya menceritakan dan menamain perasaannya. Dampaknya, yang paling keliatan tentu hati kami saling memaafkan dan melegakan.

Ke depannya, saya jadi lebih memahami apa yang seharusnya saya lakukan. Singkat kata, teknik yang sederhana jika dilakukan dengan serius maka dampaknya pun akan menakjubkan sebagaimana yang saya rasakan hari ini.

Teknik clear and clarify, dimana jiwa-jiwa pribadi dewasa saling memahami satu sama lain tanpa sekat.

Hai kawan, selamat mencoba... 😊

BSD,
Ahad, 040717


#level1
#day4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m