Langsung ke konten utama

Day 2: Memberikan Pilihan

Mengajar lbh dari sekedar memberikan ilmu, tetapi jg bagaimana mendidik & menginspirasi.

Setiap org pnya karakteristik yg berbeda dalam mendidik. Begitu pula saya, bagi seorang yg sulit marah pada anak seringkali harus pintar-pintar mencari trik

Berawal dari banyak keluhan di waktu yg memang sdh seharusnya belajar, maka bagi seorg saya yg tak tega memaksa mereka pun memberikan 3 pilihan: membaca, worksheet, atau free time.

Serentak mrka berteriak 'free tiiiiiime" dan bgtu bahagianya mrka ketika saya katakan ya silhkan free time. Sedih sdh pasti krna mrka mengabaikan saya, tp memaksa pun berdampak tdk baik. Akhirnya diambillah jalan kesepakatan, 30 menit free time setelah itu worksheet tanpa boleh bertanya dan bekerja sama.

30 menit pun berlalu, dan mrka komplain ktka saya mmberikan worksheet yang belum kami pelajari. Jawab saya singkat, "you chose to play not study, and you've already dealt with our agreement about the worksheet" (merka pun diam tanpa komplain lagi). Bingung, kesel, ngambek... Begitulah respon mereka. Bahkan ada yg putus asa hingga mengosokan jawaban dan merobek kertasnya.

Tak biasanya, saya pun membiarkan mereka mengoreksi & menilai worksheet mrka sendiri. Alhasil, dari 26 poin tak lebih dari 15 poin nilai tertingginya, padahal soalnya sangat mudah dan saya ktkan jika beljar hanya butuh waktu tdk lebih dari 5' untuk menjelaskan.

Saya menutup kelas itu dgn sebuah pertanyaan, "What have you studied today during our science class???" Dan tanpa saya pandu beberapa anak menjawab serempak "We need to think twice or Berpikir matang2 sebelum bertindak karena setiap pilihan ada konsekuensinya."

Alhmdllh, inilah maksud dr kesepakatan yg kami lakukan. Biarkan mereka memilih, dan lihatlah apa yang kelak mereka akan dapatkan. Emosi kita sebagai guru terjaga (tanpa omelan, tanpa nada tinggi, hati tetap tenang), dan anak2 pun akan belajar dengan sendirinya tentang sebuah nilai berdasarkan pengalaman mrka secara langsung.

Anak2 P4 F, brsama mereka saya temukan bnyak keajaiban mnjadi seorang guru. Salah satunya bahwa betullah memang mendidik itu *bukanlah tentang meninggikan nada, tetapi lebih pada menderaskan makna*. Sabar, itulah kunci utamanya...


#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m