Langsung ke konten utama

Sang Diplomat Wanita

Asma Binti Yazid


Juru bicara kaum wanita di masa Rasulullah Saw. Seorang diplomat wanita yang ulung. Itulah sebagian julukan yang tersemat pada diri Asma' binti Yazid. Kepandaiannya berkata-kata dan keberaniannya mempertanyakan berbagai hal -terutama yang berkaitan dengan masalah wanita- menjadika Asma' wakil bagi kaumnya untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada Rasulullah Saw. Tak tanggung-tanggung, mulai dari permasalahan haidh dan thoharoh, sampai dengan bagaimana pahala yang didapat oleh para wanita di tengah 'sempitnya' ruang gerak untuk beramal jika dibandingkan dengan kesempatan yang dimiliki kaum laki-laki.

Suatu saat, Asma' mewakili kaum wanita datang menghadap Rasulullah Saw yang saat itu tengah bersama para sahabatnya. Asma' lantas mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini membebani kaum wanita di jamannya kala itu.

"Ya Rasulullah, aku mewakili kaum wanita menanyakan satu pertanyaan. Bukankah Allah Swt mengutus Anda untuk semua umat, baik pria ataupun wanita. Kami beriman kepada mu dan Tuhan mu. Tetapi, kami kaum wanita merasa diperlakukan tidak sama dengan kaum pria. Kami adalah golongan yang serba terbatas dan terkurung. Kerja kami hanya menunggu rumah kalian, dan menjadi tempat pemuasan nafsu kalian." urai Asma'.

Asma' pun melanjutkan perkataannya, "Kami tidak pernah diberi kesempatan melakukan sebagaimana halnya kaum pria. Kami tidak diberi kesempatan mendapatkan pahala sholat jum'at, menengok orang sakit, merawat dan mengantar jenazah, berhaji, dan amalan yang paling utama yaitu jihad fi sabilillah. Ketika kalian, kaum laki-laki pergi haji atau pergi berjihad, kami bertugas menjaga harta-harta kalian, menjahit pakaian kalian, dan menjaga anak kalian. Apakah dengan itu kami tidak menyertai kalian dalam memperoleh pahala?"

Mendengar pertanyaan yang disampaikan Asma' binti Yazid, Rasulullah Saw kemudian berpaling menatap wajah sahabat-sahabatnya dan bertanya, "Pernahkah kalian mendengar pertanyaan yang lebih baik dalam soal-soal agama selain dari wanita ini?"

Para sahabat pun menjawab spontan, "Ya Rasulullah, kami tidak pernah berpikir dan menyangka wanita itu akan bertanya sedemikian jauh."

Rasulullah Saw memberikan jawabannya, "Kau pahami dan sampaikan kepada kaum mu, ya Asma', kebaktianmu kepada suami dan usaha kerelaan telah meliputi dan menyemai semua yang dilakukan suami kalian," jawab Rasulullah Saw.

Tentu saja, mendengar jawaban itu, gembiralah hati Asma'. Kegundahannya -juga kegudahan para wanita lainnya- tentang perolehan pahala yang mereka bisa dapatkan, ternyata sebanding dengan pahala yang didapatkan laki-laki. Segera saja Asma' berlari pulang dan menyampaikan berita gembira itu kepada kaumnya.

Asma' binti Yazid telah meriwayatkan lebih dari 80 hadits. Di antara yang meriwayatkannya adalah keponakannya, Mahmud bin Amru al-Ansharh, dan Abu Sofyan. Dari kalangan Mawali ada Ibnu Ahmad, Mujahid bin Zubair, dan Abdurrahman bin Tsabit as-Shamid al-Anshori. Selain itu, juga ada Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Muhajir bin Abi Muslim, dan Syahar bin Hausyab.

Itulah Asma' binti Yazid, diplomat wanita terbaik pada masanya, yang pernah dimiliki umat Islam. Asma' binti Yazid menjadi cerminan bagi kita untuk tidak lagi merasa terhalang dalam menyampaikan aspirasinya, dan untuk berperan aktif dalam beramal.


(Taken from 'Ummi')

Kala matahari tepat di atas peraduannya,
07 Ramadhan 1430 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m