Dear, my lovely students...
tak ada kebahagiaan terindah selain ketika terucap satu kalimat tersebut. Tak ada hal yang menyenangkan di sekolah selain ketika bisa berada di kelas melihat candaan kalian.
namun rindukah kalian pada kakakmu ini?
yakni pada seseorang yang selalu marah ketika menemukan hasil ujian kalian rendah. Pada seseorang yang rela melepaskan jam tidur malamnya untuk memikirkan beragam metode menarik hanya untuk menyampaikan sedikit kebaikan pada kalian, juga pada seseorang yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah aktif kalian padahal sebenarnya semua terasa menyebalkan. Bukan kesal karena ulah kalian, tapi sebuah perasaan bersalah karena kakakmu ini tak bisa bersikap baik untuk mendamaikan kalian.
Dear, my lovely students...
tahukah kalian, betapa bangganya kakakmu ini bercerita tentang kalian pada teman teman barunya di sini. Betapa bahagianya pula ketika menunjukkan aksi kelas kalian meskipun setelahnya menyisakan duri duri kerinduan yang tak tersampaikan. Namun, sejatinya ketika melihat dan menggambarkan kembali sosok kalian merupakan kebahagiaan yang tak terucapkan. Dan itulah yang hendak disampaikan.
Dear, my lovely students...
Memang pertemuan tak lebih dari setahun, tetapi bersama kalian berasa terbentuk untaian untaian tali panjang yang semoga tak akan pernah putus. Jika seiring waktu akan tercipta lapukan, maka semoga itu tak jadi penyebab terputusnya tali tersebut. Karena, kenangan kenangan indah bersama kalian terukir dalam setiap untaian yang ada.
Dear, my lovely students...
Kakakmu ini paham betapa sulitnya mengucapkan satu kalimat sempurna dalam bahasa Inggris. Kakakmu ini pun paham bahwa pembelajaran perlu proses. Tapi tahukah kalian betapa bahagianya perasaan ini ketika melihat kalian mau berjuang sedikit lebih keras untuk berlatih hingga akhirnya kita dapat berkomunikasi dengan baik. Tahukah kalian tak ada hal yang paling indah di dunia ini bagi seorang guru selain melihat keberhasilan anak muridnya menguasai sedikit saja dari apa yang diberikan serta menghayati nilai kehidupan yang diajarkan. Tahukan kalian bahwa kebahagiaan seorang guru berada pada kebaikan anak muridnya, begitu pula yang dirasakan kakakmu ini.
Dear, my lovely students...
percayalah bahwa sekeras apapun pekerjaan yang kakakmu kasih ini adalah untuk kebaikan kalian yang akan berakhir dengan upah. Yakni upah kebaikan di masa depan. Yakinlah bahwa tak ada guru yang meletakkan duri di setiap kaki anak anak muridnya. Jika kalian merasa berat dan menggunjing kami, maka itu hanya kalian yang belum mengerti bahwa hidup di hari esok sungguh berat dan kalian perlu ditempa semuda mungkin. Bersabarlah dan lakukan semuanya dengan ikhlas, supaya kelak kalian merasakan ungkapan man jadda wajada dengan lebih singkat.
Dear, my lovely students...
tak ada kebahagiaan yang bisa diraih dengan cepat tanpa penempaan air mata sebelumnya, kepasrahan jiwa serta upaya, juga keyakinan akan kehadiran pertolongan Nya. Maka dari itu, mulailah aliran air mata tersebut sedini mungkin, supaya kalian pun bisa merasakan kebahagiaan semuda mungkin. Hidup ini tidak mudah, maka mulailah untuk memudahkannya melalui upaya upaya kebaikan dari kalian. Bekerjalah dari sekarang, bekerja menabung pundi pundi ilmu tuk hari esok kelak. Menabung butir butir air mata untuk menggantinya dengan ulasan ulasan senyum. Bekerjalah dari sekarang. Bekerja untuk menabung masa depan cerah kalian.
Dear, my lovely students...
tentu kalian pun tahu bahwa tak ada gading yang tak retak. Sekuat apapun besi tentu bisa pula menjadi karat. Melalui aliran aliran kata ini, kakakmu hendak sampaikan bahwa diri ini pun makhluk lemah yang suatu waktu pernah menancapkan duri dalam kehidupan pembelajaran kalian. Maka, berkenanlah kalian maafkan. Maaf untuk ketidaksempurnaan dalam mengayomi kalian di kelas, juga ketidaksempurnaan menjadi sahabat bagi kehidupan bermain kalian. Juga mohon maaf untuk tidak mengucapkan kalimat perpisahan di akhir pertemuan kita. Bukan karena tak ingin, tetapi sungguh berat lisan ini berucap kalimat perpisahan pada kalian. Pun, sungguh mudah air mata ini turun membayangkan esok tak lagi dapat menatap kalian. Oleh karena itu, kakakmu ini memutuskan untuk tetap bungkam hingga kalian tahu seiring dengan waktu. Sehingga di detik-detik terakhir, hanya nampak senyum dan candaan kalian. Tak akan terlupakan masa-masa itu.
Dear, my lovely students...
terima kasih untuk penerimaan kalian. Terima kasih untuk setiap candaan dan sentuhan sentuhan penuh hormat. Juga terima kasih untuk upaya kalian memberikan yang terbaik di kelas bahasa inggris kalian, semoga semuanya bermanfaat dan penuh berkah. Semoga butiran butiran kata ini tak menjadi penghalang kita untuk tetap menjuntaikan tali tali persahabatan meskipun kita tak lagi dalam satu ruang. Semoga kita selalu dalam naungan penjagaan sang Maha Kasih, dan dipertemukan kembali dalam satu waktu yang hanya ada kebaikan serta keberkahan dari Nya.
With Love,
Popi Rosepti
Langu, Wed July 2 '14
10.43
Smaville '13 - '14
Komentar
Posting Komentar