Langsung ke konten utama

Day 3: Matematika di Sekitar kita

Matematika menjadi salah satu ilmu pasti, karena memang sudah pasti keberadaannya melekat dalam keseharian kita. Maka, tak heran pula materi matematika sudah menjadi pelajaran wajib sejak usia dini di lembaga belajar formal.

Sebenarnya matematika tidak hanya dijumpai para murid di sekolah, di rumah sebagai ibu rumah tangga keberadaan matematika dimana-mana, contoh sederhana pada kegiatan menyuci baju. Secara pribadi, banyak konsep matematika yang digunakan ketika menyuci baju. Pertama, pemilihan wadah atau ember yang sesuai dengan kuantitas baju yang hendak dicuci. Jika banyak maka gunakan ember besar, begitu pula sebaliknya. Kedua, pemisahan jenis baju. Antara baju yang luntur dengan yang tidak atau dengan komponen jenis baju yang sama misal baju kerja dan baju rumah. Ketiga, menakar kuantitas deterjen yang digunakan. Tidak mungkin sesendok deterjen penuh digunakan pada tumpukan baju yang isinya hanya setengah ember sedang jika kegiatan menyuci kita hendak menjadi lebih ringan, maka pada kegiatan ini diperlukan ketelitian kita dalam mengukur. Keempat, pemenuhan air yang juga memerlukan perhitungan matang dan keseimbangan ukuran antara banyaknya deterjen dan baju. Kelima, saya pribadi seringkali ketika memasukkan baju ke dalam ember dilakukan sembari menghitung jumlah helai pakaian. Hal ini bertujuan untuk menentukan jumlah gantungan baju yang nantinya harus dipersiapkan. Keenam, dalam proses pembilasan pun terdapat konsep matematika yakni memperhitungkan banyaknya bilasan yang harus dilakukan untuk menghilangkan busa. Beberapa orang mungkin tidak melakukan hal ini. Ketujuh, tahap terakhir dari menyuci kalau saya adalah melakukan perendaman dengan pelembut pakaian sekali bilas. Maka, tahap ini memerlukan perhitungan matang dalam menakar kuantitas cairan pewangi dengan pakaian yang ada. Terakhir, ketika menjemur pun terdapat konsep matematika yang digunakan, yakni menyocokkan antara jenis pakaian dan kualitas gantungan baju guna tidak terjadi kecacatan keseimbangan.

Demikian rincian konsep matematika dalam kegiatan menyuci baju sehari-hari. Tahapannya akan berbeda ketika menggunakan mesin cuci, namun pada dasarnya tetaplah menggunakan konsep matematika dasar yakni menakar atau mengukur, menggabungkan (asosiasi), membandingkan (komparasi), menghubungkan (korelasi), dan menyocokkan. Oleh karena itu, sejatinya matematika bukanlah hal yang monoton. Kehadirannya adalah sangat dekat dan ramah dengan kehidupan kita sehari-hari.



#Tantangan10Hari
#MathsAroundUs
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMaths

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m