Belum beberapa lama ini saya bertemu dengan teman lama di jalan ketika hendak ke kampus.
Seperti layaknya, tentu kami pun saling sapa dan tak ketinggalan tentunya berjabat tangan.
Satu kalimat setelahnya ia katakan padaku, "wah, jilbabnya masih bertahan aja..."
Menanggapi itu saya hanya tersenyum.
Kalimat sederhana, namun buat saya tidak seperti itu. Kalimat itu pun langsung meninggalkan jejak-jejak dalam benak saya.
Pertemuan sebentar namun penuh kesan, karena selepas dari itu, saya dapat sesuatu untuk saya tulis...
Ternyata tentang berjilbab memang masih jauh dari pengalaman saya.
Yaaa bisa dikatakan pengalaman berjilbab saya datar-datar saja. Namun, jauh dari itu saya temukan hal-hal baru sekarang.
Memang untuk sebagian orang berjilbab itu tidak mudah.
Tidak mudah dalam menetapkan hati, atau tidak mudah pula dalam mengaplikasikannya.
Untuk yang pertama contohnya teman saya tadi. Tentu kalimat yang terlontar itu bukanlah dibuat-buat namun memang refleks dari dirinya.
Terkadang ada saja alasan-alasan para nisaa untuk menanggalkan jilbabnya atau tidak berkehendak memakainya.
Dengan dalih belum siap, ingin menguatkan hati dulu.
Lalu menjadi pertanyaan balik, "kapan dong siapnya???" sedangkan kita tidak tahu kapan kita akan mendapat giliran tiket menghadap-Nya...
Kita mengaku beriman, sedangkan pengertian iman secara istilah yakni melakukan dengan perbuatan.
Dan berjilbab bukankah itu adalah salah satu perbuatan sebagai bentuk beriman?!
Sayangnya hanya sedikit yang memahami hal ini.
Berjilbab pun terkadang menjadi salah kaprah, tidak sedikit yang hanya sebagai kebiasaan.
Padahal berjilbab itu mengandung makna ruhiyah.
Tidak hanya sekedar menutupi rambut.
Berjilbab sebagai salah satu bukti kita mencintai-Nya, karena berjilbab merupakan salah satu perintah langsung dari Allah...
Mari kita berjilbab karena Allah, agar apa yang kita lakukan mendapat Barokah serta Perlindungan dari- Nya...
Komentar
Posting Komentar