Langsung ke konten utama

Berjilbab


Belum beberapa lama ini saya bertemu dengan teman lama di jalan ketika hendak ke kampus.
Seperti layaknya, tentu kami pun saling sapa dan tak ketinggalan tentunya berjabat tangan.

Satu kalimat setelahnya ia katakan padaku, "wah, jilbabnya masih bertahan aja..."

Menanggapi itu saya hanya tersenyum.

Kalimat sederhana, namun buat saya tidak seperti itu. Kalimat itu pun langsung meninggalkan jejak-jejak dalam benak saya.

Pertemuan sebentar namun penuh kesan, karena selepas dari itu, saya dapat sesuatu untuk saya tulis...


Ternyata tentang berjilbab memang masih jauh dari pengalaman saya.
Yaaa bisa dikatakan pengalaman berjilbab saya datar-datar saja. Namun, jauh dari itu saya temukan hal-hal baru sekarang.

Memang untuk sebagian orang berjilbab itu tidak mudah.
Tidak mudah dalam menetapkan hati, atau tidak mudah pula dalam mengaplikasikannya.

Untuk yang pertama contohnya teman saya tadi. Tentu kalimat yang terlontar itu bukanlah dibuat-buat namun memang refleks dari dirinya.

Terkadang ada saja alasan-alasan para nisaa untuk menanggalkan jilbabnya atau tidak berkehendak memakainya.

Dengan dalih belum siap, ingin menguatkan hati dulu.
Lalu menjadi pertanyaan balik, "kapan dong siapnya???" sedangkan kita tidak tahu kapan kita akan mendapat giliran tiket menghadap-Nya...

Kita mengaku beriman, sedangkan pengertian iman secara istilah yakni melakukan dengan perbuatan.
Dan berjilbab bukankah itu adalah salah satu perbuatan sebagai bentuk beriman?!
Sayangnya hanya sedikit yang memahami hal ini.

Berjilbab pun terkadang menjadi salah kaprah, tidak sedikit yang hanya sebagai kebiasaan.
Padahal berjilbab itu mengandung makna ruhiyah.
Tidak hanya sekedar menutupi rambut.

Berjilbab sebagai salah satu bukti kita mencintai-Nya, karena berjilbab merupakan salah satu perintah langsung dari Allah...

Mari kita berjilbab karena Allah, agar apa yang kita lakukan mendapat Barokah serta Perlindungan dari- Nya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m