Langsung ke konten utama

Resensi Buku "Q-Baca"

Mengenal sisi lain para ilmuwan dunia
Oleh: Popi Rosepti
Judul : Kisah Unik Ilmuwan Dunia
Penulis : Kuncoro Wistuwibowo
Halaman : 93
Penerbit : PT. Telekomunikasi Indonesia
Tahun Terbit : 2013

Mendengar kata “ilmuwan” maka yang akan terbesit dalam pikiran seseorang adalah sosok-sosok yang berintelegensi tinggi dengan sedikit tambahan gambaran menggunakan kaca mata serta berambut putih. Bagaimana pun penggambarannya, yang pasti mereka adalah orang-orang hebat yang berhasil mengukir sejarah kehidupan lewat penemuan-penemuannya yang bermanfaat bagi kehidupan banyak orang.

Bagi kita yang hidup di era sekarang, hanya nama serta berbagai ilmu yang dihasilkannya yang kita temui lewat beragam literature. Serta, teori-teori keilmuannya yang ditularkan melalui proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kita jarang diinformasikan ataupun sekedar mencari informasi bagaimana orang-orang hebat tersebut berproses menghasilkan penemuannya, padahal semua hasil mereka yang kita temui sekarang melewati proses panjang dengan beragam cerita. Melalui buku yang ditulis dengan piawai oleh Kuncoro ini, kita dapat menemukan beragam informasi terkait proses panjang tersebut. 

Buku ini memaparkan beberapa kisah ilmuwan-ilmuwan terkenal namun bukanlah penemuan-penemuan mereka yang menjadi focus utama, tetapi lebih kepada hal-hal yang mereka miliki di luar kehidupan penelitian mereka. Menariknya, beragam cerita tersebut merupakan hal-hal yang mungkin di luar bayangan kita tentang seorang ilmuwan yang selalu terkesan dengan keseriusannya. Bahkan cerita tersebut bisa menjadi hal yang unik dan membuat kita terhibur. Oleh karena itu, buku ini pun diberi judul dengan kisah unik para ilmuwan karena penulis mencoba menceritakan hal-hal menarik para ilmuwan yang menjadi suatu keunikan terlepas dari kegiatan laboratorium mereka.

Seperti salah satu ilmuwan yang sangat terkenal dengan ilmu eksaknya yakni Albert Einstein, bahwa beliau ternyata sangat pelupa meskipun banyak rumus dan penemuannya yang hebat. Yang menjadi unik, kelupaannya tersebut untuk hal-hal kecil seperti melupakan jalan pulang ketika terlewat rute yang biasanya dimiliki. Sama kasusnya dengan temannya Albert Eistein, Von Neumann, professor tersebut dapat dengan luar biasanya hapal semua buku yang pernah dibacanya, namun dapat dengan mudahnya melupakan apa yang hendak dilakukannya hingga akhirnya beliau menelpon untuk bertanya kepada istrinya.

Dua kisah tersebut hanya sedikit dari kisah unik yang dipaparkan oleh penulis yang juga merupakan ahli di bidang pengetahuan eksak. Keahliannya tersebut menambah ketertarikan isi buku ini karena Nampak betapa menguasainya penulis akan materi yang dibahasnya.

Buku ini ditulis dengan singkat namun tanpa mengurangi maksud isi dari buku ini. Menghibur namun tetap penuh dengan makna. Bahkan, buku ini memberikan sisi lain tentang dunia penelitian yang selama ini diasumsikan penuh dengan hal-hal berat. Membaca buku ini, akan membuat kita paham jika eksak tidaklah menjadikan seseorang pribadi yang menyeramkan karena ternyata banyak sisi-sisi yang unik dan sederhana bahkan bisa menjadi sebuah hiburan.

Buku ini dapat dibaca oleh siapapun, sekalipun bukanlah orang-orang yang bergelut di bidang ilmu pengetahuan. Setidaknya bagi mereka dapat memberikan gambaran tentang sisi lain dunia penemuan. Apalagi bagi para penyuka ilmu pengetahuan, membaca buku ini memberikan masukan yang luar biasa terkait asal dari semua ilmu-ilmu yang menjadi bidangnya kini. Lebih jauh lagi, cerita-cerita tersebut bisa menjadi hiburan di tengah-tengah materi eksak yang mungkin terkesan penuh keseriusan serta konsentrasi tinggi.

Kelebihan lain dari buku ini, meskipun membahas ilmuwan-ilmuwan, namun bagi seseorang yang memang tidak mengenal sama sekali dengan ilmuwan tidak menjadi masalah. Di awal-awal cerita, penulis memberikan deskripsi singkat ilmuwan tersebut, sehingga siapapun dapat melakukan “brainstorming” terlebih dahulu dengan sosok yang hendak dibahas, ditambah dengan foto menjadikan cerita tersebut lebih lengkap. Bahasa yang digunakan penulis pun sangat ringan dan ditulis dengan gaya bercerita sehingga tidak menjadi bacaan yang berat.

Namun sayangnya, cerita yang disajikan bisa menjadi lebih sempurna jika plot ceritanya disusun lebih runut dan menggunakan kata-kata transisi dengan komposisi diksi yang tepat. Bukan berarti cerita yang disajikan buruk, namun ada beberapa bagian yang pembaca perlu beberapa kali mengulang bacaan untuk bisa mencerna cerita secara kesinambungan.      

Bagaimanapun juga, buku ini layak dibaca dan sangat cocok menjadi salah satu koleksi bacaan, terutama untuk para akademisi. Acung jempol buat penulis, Mas Kuncoro, yang berhasil menjadikan buku ini tidak hanya sekedar bacaan ilmiah tetapi juga menghibur secara cerdas.

Tangerang, 

Kamis, 28 Nov 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan 2: Website penunjang kualitas diri "ibupedia.com"

Hari ini adalah hari belajar tentang per-ASI-an bagi saya. Hal ini tentu saja didasari dengan perubahan status sebagai ibu sejak 22 hari yang lalu. Saran dari banyak orang sering kali beragam, maka diperlukan juga waktu bagi diri untuk mencari referensi sendiri. Maka untuk hari saya dan suami menjadi orang tua pembelajar melalui salah satu website bagi banyak orang tua muda yakni  ibupedia.com .  Website tersebut banyak sekali menyajikan info-info terkait dunia kehamilan dan pengasuhan. Disajikan dengan bahasa ringan dan website yang menarik (karena didominasi warna pastel yang saya suka, he'eh) yang tentu saja sangat berguna bagi para orang tua terutama ibu yang sedang menjalani proses kehamilan, karena bahwasannya ada banyak pengetahuan penting tentang mengurus anak sejak hamil, melahirkan, dan setelahnya. Bagi seorang ibu muda yang baru memiliki anak pertama seperti saya, info-info tersebut sangatlah diperlukan. Bagi yang sudah memiliki anak lebih dari satu pun tetap berguna

Bunda, Dalam Untaian Cahaya...

Ku tatap penuh keletihan pada tubuh paruh baya mu, Ku tatap penuh rindu pada raut wajahmu nan mulai berkerut, ku tatap penuh cinta pada punggung tangan mu yang tiada bosan memperkerjakannya, Ku tatap penuh haru pada jiwa mu yang tersimpan retak-retak kehidupan, Dalam ucap, teruntai setiap kasih Dalam tatap, teruntai setiap cinta Dalam peluh, teruntai setiap keikhlasan Dalam hangat, teruntai setiap pengorbanan Pada fajar, teralir air mata Pada mentari, teriring doa Pada surya, tergapai pengharapan Pada gelap, tersimpan keindahan Dengan rintihan, tergambar kepercayaan Dengan amarah, tersampaikan harapan Dengan kelembutan, tercurahkan kehangatan Dengan air mata, teriring kecintaan "Ungkapan yang terkadang tersembunyikan pada seseorang yang terhebat dalam hidup ini, Ibu, dalam setiap peluh mu, kau ajarkan arti sebuah cinta penuh pengorbanan tanpa balas. Terima kasih untuk mu yang tidak pernah berhenti... Nantikan aku di setiap wujud dalam doa mu... Dengan panuh ketulusan, ku sangat me

Day 8: Bintang dalam diri kita

Masih berlanjut tentang bintang dalam diri kita. Untuk bintang ketiga saya ini adalah bintang yang lebih dahulu bersinar dari yang lainnya, meski pada akhirnya kini menjadi bintang yang paling redup karena tertutupi dengan fokus pada kegiatan harian dan segala projeknya. Padahal, jika ditekuni lebih dalam dan serius, maka mungkin saja bisa menjadi tambahan profesi baru saya. Hand-crafting, ya itulah hal yang dapat membuat saya berbinar-binar jika sedang bersamanya. Proses menemukannya paling unik karena saya sendiri kurang begitu mengingat detailnya. Namun cerita dari banyak keluarga, saya mendapatkan gambaran bahwa saya memang sudah menyenangi hal-hal yang sifatnya membutuhkan keahlian tangan sejak kecil. Sepanjang ingatan saya, pelajaran seni, terutama seni rupa, adalah pelajaran yang selalu paling saya suka sejak sekolah dasar. Maka, tak heran jika usia SD saja saya sudah bisa membuat sapu tangan sulam, bahkan beberapa baju seringkali saya modifikasi sendiri, seringnya adalah m