Sebuah Catatan Kecil Tentang Makna Kehidupan
kicauan burung beserta kokokan ayam terdengar menyambut nuansa pagi. Deru mesin mesin kendaraan pun menghiasi alunan fajar yang hendak menyingsing. Pun, semilir angin tak kalah berperan karena hendak menjadi bagian dengan menghantarkan udara sejuk dalam menyambut sang mentari.
indahnya pagi, yang merupakan titik awal sebagai pembuka hari...
dimana pun itu, nuansa pagi tetaplah demikian.
penuh ketenangan, kesejukan, serta kedamaian.
setidaknya dari keramaian serta kebisingan roda roda kehidupan yg diisi oleh banyak manusia
namun, tetaplah aku tak dapat menghindar, karena aku merupakan bagian dari roda kehidupan tersebut.
ya begitulah kehidupan, bukan ia yang menyesuaikan diri dengan kita, tetapi kitalah yang harus dapat beradaptasi dengannya...
hai kehidupan,
tahukah kamu betapa memilikimu tidaklah mudah.
bersahabat denganmu bukanlah hal ringan.
bahkan mendekatimu membutuhkan waktu yang tak sebentar.
namun,
aku tetaplah harus melakukannya, karena hanya itu satu satunya cara untukku bisa berdamai dengan dirimu. Meskipun semuanya memerlukan proses yang panjang.
dan lihatlah diriku sekarang,
perlahan, aku mulai dapat melihat keindahan sosokmu
keberagaman jiwamu
bahkan, kebaikan dari hatimu
meskipun terkadang masih terpikir olehku tentang perlakuan perlakuanmu yang tak bisa aku terima karena keenggananmu menerima permintaanku.
tetapi tahukah kamu,
dengan banyaknya kenangan bersamamu tersebutlah aku mulai memahami,
bahwa secara tak sadar aku telah jatuh hati padamu, sungguh...
dan aku yakin,
apapun perlakuanmu tersebut merupakan upayamu dalam mensahabatiku.
karena dirimu tahu bahwa begitu kerasnya jiwaku,
sehingga kau pun memerlukan perlakuan perlakuan yang juga tak lembut untuk membuka mataku melihat keberadaanmu di hadapanku.
oh kehidupan,
sungguh indah ternyata bisa hidup berdampingan denganmu,
lebih indah daripada setiap waktunya aku menyesali keberadaanmu.
karena,
ternyata bukan keberadaanmu yang salah,
hanya pola pikirku yang terlalu lemah dan kecil untuk memahamimu dan menerimamu di setiap langkahku.
hai sahabatku,
kini lihatlah diriku...
aku bukanlah lagi si gadis kecil yang dahulunya merengek rengek padamu untuk memohon engkau kirimkan permen permen kecil sebagai makanan cemilanku,
bukan lagi si gadis kecil yang dahulunya memintamu untuk membuatkan kepangan kepangan pada juntaian rambutku,
bukan pula si gadis kecil yang dahulunya menunggumu untuk memasangkan pita warna warni sebagai hiasan di rambut panjangku,
tetapi,
inilah aku sekarang,
yang telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang bahkan untuk mencicipi permen, mengepang rambut, apalagi memasang pita tak perlu lagi menunggu kehadiranmu.
karena aku kini telah dapat melakukannya sendiri.
tanpa bantuan darimu yang dahulunya sungguh aku nantikan,
hai sahabatku,
tahukah kamu betapa aku kini menikmati hidup berdampingan denganmu,
berbincang serta melewati setiap harinya bersamamu dengan penuh canda tawa,
termasuk masa masa sulit yang penuh dengan tetesan air mata.
karena,
kini aku mulai memahami,
bahwa dirimu bukan untuk disesali, apalagi dihindari,
engkau berikan panas sebagai penerang, pun engkau berikan dingin sebagai penyejuk,
serta kau berikan hujan sebagai penempa, dan pada akhirnya kau pun berikan pelangi sebagai keindahan.
sungguh betapa indahnya setiap perlakuanmu tersebut....
hai sahabatku,
kini tolong jangan tinggalkan aku lagi, setelah upaya panjangku dalam menemukan persahabatan denganmu,
serta upayaku dalam memahami setiap perlakuanmu,
dan kini aku pun mulai kembali memahami,
bahwa kau berikan luasnya alam ini, untuk kucicipi keberadaannya,
hanya tuk satu pesanmu,
bahwa....
dimana pun itu, pelangi akan tetap indah...
dan aku sungguh mempercayainya...
karena melihat pelangi,
dimanapun dan kapanpun,
memang indah dan akan tetap indah,
sahabatku,
aku tahu dalam persahabatan tak ada pamrih,
namun bolehkah aku meminta sesuatu padamu untuk hari ini,
hari dimana kali pertamanya aku bertemu denganmu,
hari dimana aku memulai berkenalan denganmu,
dan hari dimana pertama kalinya aku melihat pelangimu,
tak banyak pintaku,
hanya tolong sampaikan pada Nya, pada pemilik dirimu.
bahwa aku sangat mencintai Nya, sungguh...
dan aku bersyukur Dia telah pertemukan aku dengan dirimu,
dengan banyak kenangan serta ritme langkah
yang menjadikanku si gadis dewasa kini.
pintakanlah pada Nya,
untuk tetap bersamaku dan
jangan pernah tinggalkan aku.
karena aku tak tahu apalah jadinya diriku ini
jika bersahabat denganmu tanpa diri Nya....
terima kasih sahabat baikku yang bernama kehidupan...
With Love,
Bunga Adinda
Fri, September 19, '14
Langu, 00.00 WTS
Komentar
Posting Komentar