Inilah kehidupan, semuanya nampak abstrak dan serba seketika. Namun memang begitulah kehidupan... Banyak hal yang terkadang sulit dipahami, sulit juga diterima, bahkan hal-hal yang terjadi seketika. Seperti halnya sebuah perpisahan.
namun sepertinya memang sudah sunnatullah, pertemuan disandingkan dengan perpisahan. Dan keduanya tidak mengenal arti toleransi. Jika sudah waktunya, maka di mulailah perguliran kehidupan baru. Tidak peduli dengan pernyataan siap atau tidak siap, tetapi bermain dengan pertimbangan akal serta keadaan.
perpisahan memang suatu hal yang sangat berat. Maka dari itulah aku mencoba bertahan untuk tetap bungkam dalam pelarian ini hingga pada akhirnya, mereka sahabat sahabat kecil di belahan bumi sana mengetahui dengan sendirinya. Begitu pula dengan kakak kakak terbaik yang pun baru mengetahui pada detik detik keberangkatan.
semuanya bukan karena menjadi tidak penting, tetapi lebih kepada kehendak diri yang hanya menginginkan melihat setiap senyum serta candaan sebelum akhirnya semua itu menjadi kesenyapan dalam linangan air mata, seperti apa yang terjadi saat ini.
meskipun hanya setahun, namun semuanya berasa sangat indah. Berada dalam ruang baru yang memberikan sejuata warna. Membekaskan goresan goresan yang beragam. Membentuk tali temali yang terjuntai sempurna. Semuanya sangat indah dan merupakan sebuah karunia yang tiada ternilai.
robbi, sampaikanlah salam kerinduan ini pada mereka yang telah menemani dalam meniti karir ini, memberikan pengajaran yang luar biasa, juga menciptakan kenangan kenangan indah yang tak terlupakan.
robbi, tolong sampaikanlah juga pada mereka salam pengaharapan ini. Salam pengharapan untuk pertemuan kembali yang semoga saat itu hanyalah keberkahan Mu yang ada, kebaikan Mu yang tercurah, serta limpahan rahmat Mu yang tiada habisnya.
Robbi, biarkanlah mereka merasakan butir butir kerinduan serta kecintaan yang mendalam ini, sebuah perasaan kehilangan yang teramat, sebuah perasaan yang penuh tangisan, namun sebuah perasaan yang tetap harus bertahan dalam keputusan.
terutama padanya.... Sahabat terbaik yang tidak tergambarkan kebaikannya. Padanya yang air mata itu pertama kali hadir. Padanya yakni orang pertama yang menolak perpisahan ini. Juga padanya yang memberikan sebuah tali persahabatan... Padanya yakni pada seorang muslimah hebat yang tiada hentinya selalu memperbaiki diri, the mandarin teacher.
melalui butir butir kata ini aku hendak sampaikan keresahan akan perpisahan yang terjadi. Namun melalui ini pula aku hendak yakinkan bahwa hati ini sebenar benarnya dalam kerinduan pada kecandaan yang selalu terbentuk.
terima kasih untuk setiap doa dan nasehatnya. Sesuatu yang sangat luar biasa. Semoga keduanya bisa menjadi penguat langkah ini dalam meniti asa di hari esok serta seterusnya. Robbi, izinkanlah hati ini tetap menjalani salah satu nasehat di akhir pertemuan yakni jika berada di atas gunung maka jangan lupa untuk melihat ke daratan. JIka berada di daratan maka jangan lupa untuk melihat ke atas gunung. Melalui pesan tersebut, mohon ku jadikanlah diri ini untuk terus berendah hati. Serta untuk tetap berjuang dalam menemukan makna man jadda wajada Mu.
bismillah... RObbi ridhoilah apapun keadaan kami saat ini...
langu, 27 juni '14
21.41
for the best family i've ever had, smaville '13-'14.
Komentar
Posting Komentar